Marhaban Ya Ramadan, saat ini hampir seluruh umat muslim di dunia sedang menyambut kedatangan bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah. Dalam menentukan datangnya bulan Suci Ramadan, terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu hisab dan rukyat. Hisab merupakan metode penentuan bulan Suci Ramadan dengan cara menggunakan rumus untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis. Sedangkan rukyat merupakan metode penentuan bulan Suci Ramadan dengan cara mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam sebagai pergantian kalender Hijriah. 

Seiring perkembangan zaman, penentuan bulan Suci Ramadan menggunakan metode rukyat semakin berkembang, salah satunya menggunakan bantuan teknologi seperti teleskop. Penggunaan teknologi ini dikarenakan penglihatan hilal sebagai objek langit yang biasanya digunakan dalam penentuan awal bulan Ramadan sangat sulit untuk diamati menggunakan mata telanjang. Teleskop atau teropong sendiri merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin gelombang elektromagnetik dari objek yang sangat jauh. Pada umumnya terdapat dua jenis teleskop yaitu teleskop optik dan radio. 

Teleskop optik merupakan teleskop yang tersusun dari cermin atau lensa yang cara kerjanya dipengaruhi oleh cahaya. Semakin besar diameter suatu cermin atau lensa, maka semakin banyak cahaya yang mampu dikumpulkan sehingga dapat mendeteksi objek-objek langit yang sangat redup. Sedangkan teleskop radio merupakan teleskop yang memiliki antena parabola yang berfungsi untuk menangkap gelombang radio yang dipancarkan oleh objek-objek langit. Semakin besar ukurannya, maka semakin tinggi resolusi teleskop radio untuk mendeteksi detail objek-objek di alam semesta. 

Permasalahan yang ada saat ini adalah keadaan alam semesta yang sangat gelap. Semakin jauh menembus kedalaman langit, maka semakin redup objeknya. Hal ini pada akhirnya menyebabkan penggunaan teleskop biasa saja belum memadai untuk mendeteksi objek-objek redup. Maka dari itu hadirlah teleskop CCD (Charge Coupled Device) yang paling membantu dalam mengurangi kegelapan alam semesta. Dengan teleskop CCD, kita dapat mendeteksi objek sangat redup dengan ukuran teleskop yang lebih kecil. Kecanggihan pada teleskop CCD-lah yang membuat teleskop ini dapat digunakan untuk membantu dalam melihat hilal dalam penentuan bulan Suci Ramadan.

Sources: 

Siti, M. (2018). SAKSI RUKYATUL HILAL DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI (Analisis Penggunaan Teleskop CCD Imaging dan Olah Citra).

Nurhadi, M. (2022, April 1). Perbedaan Rukyat Dan Hisab, Penyebab Penentuan Awal Ramadhan Berbeda-Beda. suara.com. Retrieved April 3, 2022, from https://www.suara.com/bisnis/2022/04/01/173448/perbedaan-rukyat-dan-hisab-dan-penyebab-penentuan-awal-ramadhan-berbeda-beda

 





Share:

Tags: